Wednesday, June 20, 2007

inkarnasi si Nyamuk

Pagi yang cerah, si Nyamuk memilih tidur di liangnya karena matahari terlalu menyilaukan. Lagipula makanannya terlalu asin karena bercampur keringat pada siang yang terik ini. Ia masih bisa bertahan sampai sore hari.

Matahari mulai turun perlahan-lahan. Si Nyamuk bersiap-siap untuk mencari makanan, atau minuman tepatnya! Ia bercermin sebentar sebelum berangkat. Ia memandang sayapnya yang kokoh yang siap menerbangkannya sejauh mungkin ketika bahaya datang dan sanggup menggendong tubuhnya yang berat dikala ia kekenyangan. Lalu ia melihat kebawah, ke kaki-kakinya. Tanda itu tidak dapat hilang, garis-garis putih itu. Ia tidak dapat mengingatnya. Yang jelas ia terlahir dengan garis-garis putih itu di kakinya. Lalu berangkatlah ia.

Dihadapannya telah terlihat sebuah benda berbentuk melingkar-lingkar ke dalam seperti seekor ular yang sedang tidur. Ular palsu itu mengeluarkan asap memabukkan. Si Nyamuk terlalu lama memandangi benda itu sehingga ia jatuh pingsan. Ketika ia bangun, ia adalah seorang narapidana dengan pakaian bergaris-garis putih. Ia berteriak-teriak minta dikeluarkan dari penjara sambil mencari-cari sayapnya untuk terbang. Lalu, saking lelahnya ia tertidur.

Ketika ia bangun ia mengingat bagaimana ia sebelumnya merupakan seorang pembunuh bayaran yang membunuh orang tanpa perasaan, cepat dan tepat. Dengan mudahnya ia menyingkirkan mayat-mayat orang yang telah dibunuhnya, bersalah ataupun tidak. Dan ketika ia melihat darah berlumuran ditangannya, ia tersenyum puas.

Lalu si Nyamuk bangun, dalam wujud seekor nyamuk. Lalu ia melirik kaki-kakinya yang bergaris-garis putih. Dan ketika ia sedang tidak awas, sebuah telapak tangan menghantam ditubuhnya. Darah berlumuran ditangan orang yang memukulnya, tanpa perasaan, cepat dan tepat. Si Nyamuk masih sempat membuka matanya ketika tubuhnya disentil dari telapak tangan si Pemukul yang bahkan belum sempat dinikmati cairan tubuhnya, tetapi ia sempat melihat senyum puas dari si Pemukul yang sedang memandang darah si Nyamuk yang berlumuran ditangannya.

Monday, June 4, 2007

Busway

(dinyanyikan dengan nada lagu ‘naik becak’)
C=do


Saya mau bekerja, berkeliling-keliling kota
Melihat pemandangan, ke kanan dan ke kiri
Saya panggilkan Busway

Kereta tak berpeta

Busway, Busway

Saya butuh arah


Saya duduk berdua, sambil mulut menganga
Entah dimana saya, nyasar lagikah saya?


Saya naik ke Busway
Kereta tak berpeta

Busway, Busway

Saya butuh arah


Setelah mengkonsumsi rasa penasaran akan Busway, akhirnya hari itu datang juga. Hari dimana aku ‘berkeliling’ kota Jakarta dengan Busway. Bukan senang bukan segar tapi nyasar.
Tolong.. lakukan sesuatu dengan peta-peta yang terkoyak tanpa mayat itu!

THX to YUS yang uda nemenin gw kliling kota.. hihi..