Tuesday, August 14, 2007

mati lampu

Malam ini.. gelap… hanya ada lilin, dan bayanganku.

Aku mulai meneliti bayanganku, lucu yah bayangan itu, kadang ada, kadang tidak, kadang didepan, kadang dibelakang. Ketika kamu marah padanya, ia juga marah padamu, ketika kamu menyayanginya, rasanya kamu juga disayangi.

Baiklah, aku mendekatinya, menyentuhnya, ia kembali menyentuhku.

Aku tersenyum, tapi ia diam. Aku menggelengkan kepala, ia juga…

Ah! Aku punya ide. Aku bisa berperan menjadi orang lain dari bayanganku.

Aku mulai mengayun-ayunkan lenganku, lalu…seekor peri berdiri dihadapanku! Lalu aku masih mengayunkan lenganku menjauhi peri itu, peri itu membesar…!! Ia seperti mengejarku.. tolongg..!!! lalu aku tertawa senang.

Aku bosan, aku meletakkan dua jariku diatas kepalaku, lalu melompat-lompat. Hihi.. aku seperti berdansa dengan seekor kelinci. Berdansa!! Akupun berdiri, berhadapan dengan perempuan didepanku, rambutnya panjang, lalu ia mulai mengikuti gerakanku, kita berdansa, berputar menjauh lalu bertemu kembali, kami berpegangan tangan dan melompat ke kanan dan ke kiri. Lalu aku tertawa lagi.

Aku mengambil sebuah karton berukuran besar dan menempelnya dihadapanku. Aku melukis perempuan didepanku, menggambar garis pinggirnya.. lalu mendandaninya.. aku tidak tahu bagaimana hasilnya karena suasana gelap, tapi cukup menyenangkan.

Akhirnya aku lelah dan masuk ke kamar, aku melambaikan tangan pada perempuan yang tidur di dinding kamarku. Lalu akupun tertidur. Sepertinya tanpa AC bukan jadi masalah buatku untuk bisa tidur lelap.

17

Ketika aku kecil, aku punya mainan kertas berbentuk orang yang bisa didandani, seperti diganti bajunya, bahkan bisa dipasangkan aksesoris seperti topi padanya. Ia bisa bersekolah dan ia tinggal di dalam kotak pensilku. Dulu mainan kertas itu sangat populer, ketika aku memiliki banyak koleksi baju dan orang, aku merasa sangat bangga.

Lalu muncul mainan baru yang dapat didandani dan diganti bajunya juga, akan tetapi ia bukan dari kertas, namanya Barbie. Yah ia memang tidak tinggal di kotak pensilku lagi, tapi ia masih muat dalam tasku. Aku sering membawanya seperti aku membawa peliharaanku, hanya saja aku tidak memberinya makan, tapi aku tetap memandikan dan mengkeramasinya, aku juga pernah memberinya ‘hair extension’ walaupun pada waktu itu manusia yang sebenarnya masih belum menggandrungi tren itu. Lalu ketika aku punya beberapa koleksi baju dan teman-temannya, aku juga sangat bangga.

Lalu aku punya mainan yang lebih baru lagi, yang ini juga bisa didandani dan diganti bajunya, tapi ia sering menangis, ia juga bisa berbicara denganku. Mungkin ia mainan pertama yang kalau berbicara, kata-katanya bukan keluar dari pikiranku sendiri. Ia juga bisa marah dan membuatku menangis. Ia mainan yang paling sulit dimainkan. Ia juga tidak bisa dibawa didalam tas. Tapi ia pernah bersekolah denganku, aku membawanya dalam bus sekolah. Dari semua mainan-mainanku, ia yang paling berani, ia tidak bersembunyi dalam tas maupun kotak pensilku, ia juga rajin belajar dan makannya banyak, sampai-sampai aku tidak bisa mengendalikannya lagi, tiba-tiba ia telah tumbuh dewasa tanpaku. Aku terpisah dengannya selama beberapa tahun, saat bertemu lagi ia telah lebih besar dariku, lalu aku berpikir: mau dibawa pakai apa nanti? Apa aku masih bisa menyimpannya dan bermain dengannya?

Hari ini telah 17 tahun aku memilikinya. Meskipun ia tidak punya koleksi baju yang terlalu banyak, aku tetap bangga padanya. Ia mainan yang paling lucu dan berharga dan tidak akan dimakan tren, hmm.. mungkin karena ia sangat besar. Tidak akan ada mainan paling baru manapun yang dapat menggantikannya.

Happy sweet seventeenth, San!