“Meneguk Kepercayaan”
Pernahkah kita dibuai suatu kepercayaan hingga mengabaikan nilai-nilai kebenaran dan kenyataan logis yang ada dibaliknya? Pasti pernah!
Saya pernah dibuai oleh kepercayaan yang bagi saya cukup bodoh. Semua ini berhubungan dengan obat dan jimat.
Seperti kata teman dan model foto saya: dulu jimat, sekarang obat! begitulah..
Sewaktu kecil, saya sering dicekoki dengan jimat kuning yang dibakar kemudian diminum. Konon dapat menyembuhkan penyakit asthma saya. Saat itulah saya 'meneguk kepercayaan'. Lalu setelah dewasa dan mengenal atau dipengaruhi pengetahuan medis modern, saya mulai meninggalkan semua filsafah jimat dan mulai mempercayakan kesehatan saya pada obat-obatan. Lalu mencapai usia yang lebih dewasa lagi, saya mulai memunculkan pemikiran-pemikiran lebih lanjut, yaitu: kita tidak minum obat untuk sembuh. Tetapi kita minum sebuah 'kepercayaan' untuk bisa benar-benar sembuh. Atau kata lain, kita disembuhkan oleh sugesti kita sendiri. Jalan dokter maupun alternatif (baca: dukun) semua bergantung pada kepercayaan yang kita pegang. Pada akhirnya, kita memang hanyalah "Meneguk Kepercayaan".
diambil dari tugas kuliah: Cross Culture Design dengan tema "East Meets West"
model: Andre Suthedja
3 comments:
cool!=D
thx lis...hihi..
Post a Comment